2 bulan menanti hujan turun, akhirnya Sungai Rengas mendapat jatah hujan juga. Rindu rasanya mendengar tetesan hujan di atap rumah. Meskipun tak begitu deras saya tetap bersyukur akan nikmat air untuk membersihkan asap dan debu hasil dari kebakaran hutan di Pontianak dan sekitarnya.
Alhamdulillah, semoga hujan ini berkah.....
Seperti biasa, saya berdiri di depan cermin ketika bangun tidur untuk menyisir rambut yang ikatannya saya lepas saat akan tidur tadi malam. Saya mengambil sisir dan mulai menyisir helai demi helai rambut saya. Perhatian saya saat itu masih pada rambut yang saya sisir. Belum memperhatikan cermin yang ada di depan saya. Setelah rambut saya yang kusut mulai rapi saya baru melihat cermin untuk memastikan rambut saya sudah benar-benar rapi.
Ya Allah, saya terkejut melihat wajah saya tampak memerah. Saya mendekatkan wajah saya ke cermin sembari meneliti apa yang terjadi pada wajah saya. Di beberapa bagian seperti melepuh dan merah. Saya bergegas turun dari kamar yang memang letaknya di lantai 2 rumah untuk menemui mama. Meminta beliau melihat apa yang terjadi pada wajah saya.
Mama menyarankan saya untuk memeriksakan kulit wajah saya ke dokter yang kebetulan adalah tetangga yang rumahnya tepat berada di samping rumah saya. Saya segera menuju ke rumah dokter yang saya panggil "om" itu. Kata istrinya yang kebetulan juga seorang perawat, kulit saya sensitif. Saya harus berhati-hati karena kemungkinan yang menyebabkan kulit saya melepuh adalah panas matahari yang terik dan debu.Maklum, tempat saya di Sungai Rengas memang belum mendapat bagian untuk ditetesi air hujan semenjak 2 bulan yang lalu. Belum lagi sumber air bersih dari sungai kapuas sudah bercampur dengan air laut karena debitnya yang semakin berkurang. Jadi mungkin juga penyebab alergi pada wajah saya adalah air asin yang terpaksa saya gunakan untuk mandi karena memang tak ada sumber air lain.
Semoga kulit wajah saya yang katanya sensitif ini akan segera sembuh setelah diberi obat oles dari dokter.
Salah paham dalam sebuah hubungan itu biasa, yang terpenting adalah mau mengerti satu sama lain. Hubungan keluarga, pasangan, maupun sahabat bisa saja dihadiri salah paham. Membuka pikiran untuk duduk bersama dan menyelesaikan dengan kepala dingin adalah cara terbaik dalam meluruskan salah paham.
Tak ada pribadi yang sempurna, setiap hubungan pasti mempunyai kekurangan. Setiap interaksi yang sering dilakukan akan memungkinkan terjadi salah paham. Tapi interaksi yang jarangpun juga mungkin menimbulkan salah paham.
Sadarilah, salah itu adalah tempatnya seorang hamba. Memaafkan jauh lebih mulia. Bukan untuk kalah tapi lebih untuk menumbuhkan rasa cinta kepada orang-orang di sekeliling Anda.
Memilihnya yang sering dirinya sebut "biasa saja".
Memang biasa saja dan itulah alasan saya memilihnya. Ada rasa syukur luar biasa setelah saya mengenalnya. Entah perasaan saya saja atau memang benar adanya. Saya merasa lebih bisa menempatkan diri saya sebagai seorang hamba. Tentu saja bukan semata karna dia. Dia adalah perantara Sang Khalik untuk merubah hidup saya menjadi lebih baik.
Mencintai saya agar saya lebih mencintai pencipta kami. Dia yang sederhana inilah yang membuat saya merasa lebih baik, lebih mencintai keluarga, lebih bijak bersikap dan banyak mencintai kebaikan.
Ya, itulah dia....
Dia yang apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Mendekati hari pernikahan,
Alhamdulillah kiriman souvenir gratisan datang lagi. Ya gratis saya dapatkan dari anggota keluarga besar kami. Kali ini datang dari seorang sepupu. Senang rasanya mendapat banyak bantuan dalam proses menjelang pernikahan. Kata kakak "cuma ini yang bisa kakak kasi".
Lebih dari kata cuma bagi saya karena seperti apapun bentuk cinta, pasti akan bernilai besar. Mungkin suatu saat nanti saya yang malah tak mampu membalas yang disebut "cuma" oleh kakak.
Menikmati dan bersyukur atas nikmat Allah yang selalu mengalir dalam hidup saya dan keluarga. Lagi,
Terima kasih untuk cinta yang selalu mengalir dalam hidup saya.
Menjenguk rekan kerja mama di ruang ICU di salah satu rumah sakit swasta di Pontianak membuat saya terenyuh. Ada perasaan sedih yang mendalam tiba-tiba muncul ketika melihat raut wajah seorang suami yang berusaha tegar menjaga istrinya yang sedang terbarimg lemah dan tidak sadarkan diri di tempat tidur ruang ICU tersebut.
Ya Allah, betapa pedihnya membayangkan beliau yang pasti sangat terpukul melihat kondisi istrinya yang sebelumnya tak pernah sakit tiba-tiba lemah tak berdaya di pembaringan dalam kondisi kritis.
Itulah hidup, hanya Allah yang tau. Orang yang awalnya begitu sehat bisa saja menjadi sakit secara tiba-tiba. Sangat lemah, bahkan membuka matapun tidak bisa.
Cepat sembuh ya bu,
Itu saja yang dapat kudoakan.
Mendekati hari pernikahan meskipun sebenarnya belum juga menentukan hari.
Masih sibuk mendesain undangan pernikahan namun belum juga menemukan desain yang pas di mata dan di hati.
Ya, harus cocok di mata dan di hati. Tak perlu terlalu mahal, malah ingin sehemat mungkin sebab undangan nantinya akan menjadi sampah setelah acara berlalu. Setidaknya bisa lebih berhemat dan mengalihkan sisa anggaran untuk dana keperluan pernikahan lainnya.
Semoga cepat menemukan desain yang pas di mata dan pas di hati.
Kata calon mertua tahun ini gagal panen. Sebenarnya sedikit kecewa, tapi tetap harus bersyukur karena kebutuhan hidup masih terpenuhi. Tak ada yang bisa menyalahkan keadaan alam. Hujan yang tak kunjung turun menyebabkan sawah di Desa Malikian Kabupaten Mempawah menjadi kering. Bahkan tanah sawah menjadi merekah karena belum dibasahi oleh hujan. Sawah disana adalah jenis sawah tadah hujan dan tanpa pengairan apapun sehingga hanya air hujanlah satu-satunya sumber air untuk sawah tersebut. Kata Ibu, hampir seluruh warga desa mengalami gagal panen tahun ini. Itu berarti sumber penghidupan warga desa tahun ini mengalami paceklik...
Menyebalkan rasanya ketika menemukan jasa laundry yang tidak bisa tepat waktu dan meminta tambahan biaya seenaknya tanpa memberi konfirmasi terlebih dahulu.
Saya baru saja pulang melaundry bedcover,permadani, dan gorden ke salah satu tempat laundry di gg gunung sahari, sungai jawi, pontianak.
Awalnya, sama seperti jasa laundry yang lain. Saya membayar sejumlah uang di muka sesuai dengan list yang ada dengan maksud supaya tak repot lagi membayar ketika akan mengambil tepat pada waktu yang ditentukan.
Hari pengambilan tepat pada hari ini setelah saya memasukkan barang laundryan tanggal 18 februari lalu. Sesampai di tempat jasa laundry, saya harus dibuat kesal karna ternyata permadani saya belum di packing dan masih berada dalam keranjang cucian. Tentu saja setelah saya menunggu mereka mencari permadani saya yang entah mereka simpan dimana.
Belum sampai di situ saja, saya.diminta biaya tambahan untuk gorden yang ber"tahi lalat" tanpa terlebih dahulu mengkonfirmasi kepada saya tentang penambahan biaya. Padahal di kertas nota, mereka sudah meminta saya meninggalkan no telpon yang bisa dihubungi. Jelas saya marah walaupun mereka beralasan bahwa yang menerima barang adalah karyawan baru dan biaya serba naik.
Apapun alasan mereka, saya tetap kecewa dengan pelayanan jasa laundry tersebut. Semoga hanya saya saja yang mengalaminya.
Entah siapa yang membuat panggilan baru itu pada saya
"najmi" sebuah kata berbahasa arab berarti bintang. Saya memang menyukai bintang tapi memang belum pernah ada yang memanggil saya dengan panggilan itu.
Di pukul 18.05, ada pesan masuk di telpon seluler saya. Sebuah nomor tak dikenal muncul di layar telpon says itu. Saya baca pesannya, sebuah tulisan muncul di sana.
"Assalamu'alaikum najmi"
Ya,hanya itu. Namun cukup membat terkesan. Sebenarnya lumayan penasaran, tapi saya lebih membiasakan diri untuk tidak membalas pesan singkat dari nomor yang tak saya kenal dan tak menyisipkan nama.
Hmm,siapapun dia
Terima kasih untuk sms berkesan itu....
Muhammad Fakhruddin Kurniawan.
Ya itu nama lengkapnya. Keponakan dan cucu pertama dari abang pertamaku.
Kami memanggilnya fakhri.
Fakhri yang lucu tanggal 14 februari lalu baru merayakan ulang tahunnya yang 3.
hani Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting
